Porsi, apa yang ada dalam benak kalian ketika mendengar kata porsi?
Yaps. Tentang jumlah asupan yang masuk kedalam tubuh kita. Tapi kita semua sudah pasti tahu bahwa porsi tidak hanya melulu soal makanan. Ya memang benar bahwa porsi itu identik dengan makanan, tapi kalau di pikir-pikir porsi juga banyak artinya loh. Menurut wiktionary Indonesia, porsi ada 2 (dua) arti, diantaranya:
- Bagian (Yang menjadi tanggung jawab atau yang harus dikerjakan dsb.)
- Selengkap atau sepiring makanan (Di rumah makan)
Nah! Kita sudah dapat gambaran bukan porsi yang sebenarnya itu apa? Lalu apa hubungannya dengan judul filosofi porsi ini? Tentu ada dong, yuk disimak sebentar. Sebelumnya, filsafat ini pun telah ditulis oleh rekan Hap dengan versinya sendiri, bisa dilihat DISINI ya ^_^
Ketika bimbingan kemarin dengan Bapak. Saya banyak dapat pelajaran. Bahwa tidak semua asupan yang datang pada kita harus dilahap semua. Tahu dong maksud dari kata-kata bijak itu?
Ya. Benar!
Ibarat kata kita masuk ke sebuah restoran padang yang mewah dan di sajikan banyak menu disana, haruskah kita menghabiskan itu semua? Tentu tidak dong, kecuali perut kalian tergolong perut karet. Hihi *kidding*
Pastinya disana kita hanya memilih menu yang sesuai dengan selera serta porsi kita.
Lalu apakah menu yang di hidangkan dan tidak kita makan harus dibayar? Tentu tidak juga kan?
Kita hanya wajib membayar porsi yang telah kita habiskan.
Nah! Sekarang kita ibaratkan bahwa porsi disini adalah poin pertama dari arti di wiktionary.
Disana dikatakan porsi bisa juga disebut sebagai bagian atau tanggung jawab yang harus kita kerjakan.
Coba kita bayangkan sejenak, ketika kalian mendapatkan porsi berlebih dan dihabiskan semuanya, apa yang akan terjadi? Mabok? Tentu. Begah? Apalagi.
Tapi jika porsi disini di ibaratkan tanggung jawab atau tugas-tugas yang harus kita kerjakan? Jawabannya pasti sama.
Boleh tidak sih mengerjakan yang ini saja?
Boleh tidak sih mengerjakan yang itu saja?
Pertanyaan-pertanyaan itu pasti berkelebat di otak kalian. Benar kan?
Ya. Sebagai seorang mahasiswa, saya pun merasakan hal yang sama. Ketika Dosen memberikan banyak tugas dengan deadline yang sama, dalam hati saya selalu berkata, “boleh engga sih kalau engga ngerjain yang itu?”
Kalau dibilang boleh atau tidak jawabannya pasti “Ya terserah kalian”.
Karena disamping itu semua ada nilai yang harus diberikan. Sama seperti porsi makanan, ketika kita melahap itu semua, kita memberikan sebuah nilai berupa jumlah harga.
Namun bedanya pada tanggung jawab, ketika porsi itu kita lahap semua maka akan ada nilai yang diberikan untuk kita.
Maka dapat disimpulkan bahwa kedua arti porsi antara makanan dan tanggung jawab itu sama, yaitu berkaitan dengan nilai dan kemampuan.
Nah. Sekarang yang jadi pertanyaannya lagi, apakah kita yakin mampu melahap porsi dari tanggung jawab yang diberikan?
Semua jawaban kalian yang bisa menilainya. Tapi banyak kasus ketika mereka mendapatkan porsi ‘tanggung jawab’ yang besar, mereka langsung mengeluh, lelah, letih, lesu, lunglai, dan sebagainya. Berarti itu tandanya bahwa porsi ‘tanggung jawab’ yang telah di lahap tidak sesuai dengan kemampuan daya tampung kalian. Maka perlu adanya keyakinan serta tekad. Dan kalian wajib mengukur sejauh mana porsi yang ada dalam diri kita. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan kita dalam mengukur kemampuan kita.
Untuk itu, ketahuilah porsi diri sendiri sebab dibalik porsi ada kemampuan yang kalian miliki. Maka dari itu, kita sendirilah yang dapat menentukan sebanyak apa porsi yang bisa kita lahap.
Salam Super HapHap ^_^